Jumat, 10 April 2015

Menjadi Wadah Bagi Siswa



Refleksi perkuliahan Pengembangan Learning Trajectory Pendidikan Dasar
Pada hari Rabu tanggal 01 April 2015

Dalam bahasa ada 2 hal yang perlu kita pahami yaitu sintaks dan semantik. Sintaks merupakan kerangkanya atau wadahnya seperti pikiran, logika, PR, baju, dll. Semantik merupakan maknanya atau isi yaitu makna yang perlu dipahami. Sematik yang ada dibumi, sintak yang ada di langit (yang terlihat). Bahwa sebenar-benar diri manusia adalah pikiran, amal, tindakan, yang terlihat sama wadahnya saja, tetapi isinya berbeda. Elegi yang dibuat oleh Prof. Dr. Marsigit merupakan sintaks. Cara membaca elegi berbeda dengan membaca pengumuman, koran, dll. Kita harus bersungguh-sungguh ikhlas membaca elegi untuk memahami makna atau isi pesan yang terdapat dalam elegi tersebut, makna itulah yang dimaksud dengan semantik.
Pengantar kuliah Learning Trajectory oleh Prof. Dr. Marsigit membuat cara berpikir mahasiswa dibaratkan seperti debu, tidak seperti batu yang bisa berpindah tempat setiap saat. Pentingnya belajar tanpa batas tanpa mengenal usia karena manusia akan seperti batu jika tidak mau belajar. Manusia yang berhenti belajar, manusia yang tidak mau belajar, manusia yang sombong sebagai mitos terlihat ketika banyak bicara tetapi kurang untuk mendengar. Siswa, mahasiswa, guru, dosen, profesor, muda, tua, semua manusia terancam menjadi mitos ketika berhenti belajar. Orang tua yang berhenti belajar semakin banyak bicara tetapi kurang mendengarkan.
Dalam konteks perkuliahan, Prof. Marsigit berperan sebagai fasilitator, dasarnya adalah Vygostky. Pendidik, baik dosen maupun guru memiliki peran, sesuai dengan semboyannya Ki Hajar Dewantara, ing madya mangun karsa yang berarti sebagai fasilitator. Guru harus dapat mengetahui dan memahami karakteristik setiap siswanya agar dapat memenuhi kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru juga tidak ada salahnya untuk belajar tentangt eori-teori belajar karena  dapa tmembantu kita dalam pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. referensi yang disajikan antara yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Mialnya saja Problem  Based Learing berkaitan dengan kontruktivisme. Oleh karena itu, referensi yang ditampilkan dapat sebagai dasar tugas yang harus dibacadan dipahami dengan baik agar konsepnya dapat tersampaikan kepada orang lain denganbaik pula.
Tugas yang diberikan Prof. Dr. Marsigit dalam Learning Trajectory merupakan sintaks (wadah) sedangkan aktivitas di dalamnya merupakan semantik. Tugas yang diberikan Prof. Dr. Marsigit bertujuan agar mahasiswa memahami berbagai teori belajar. Setelah mahasiswa memahami berbagai teori belajar maka mahasiswa akan memahami Learning Trajectory. Sebagai manusia, mahasiswa harus belajar secara langsung berdasar sumber. Manusia harus mencari sumber secara langsung dengan membuktikan sendiri secara langsung bukti atau sumber yang benar dan nyata tentang ilmu apa yang diperoleh. Manusia harus berani menjelajah kemanapun dan kapanpun untuk belajar mencari ilmu. Pentingnya karakter bagi manusia dalam usaha menjelajah ilmu kemanapun dan dimanapun karena karakter yang baik dan teguh dengan prinsip kepada Allah SWT akan mampu bertahan dari berbagai godaan setan.
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah guru tidak boleh menjadikan siswa sebagai subjek saja, namun guru harus dapat membantu siswa untuk dapat menemukan konsep-konsep yang dibangunnya sendiri. Apabila diibaratkan seperti menggenggam bola. Biarkan bola itu berada dalam genggaman siswa dan biarkan siswa untuk mengekspresikannya sesuai dengan kondisi siswanya, biarkan mereka untuk berkreasi dan jangan halangi mereka untuk selalu berkreasi. Kita semua adalah pelaku pendidikan, karena itu jangan biarkan pikiran kita menyempit dengan memahami pendidikan hanya sebagai bentuk pengajaran dan transfer ilmu. Dapat di umpakan Wadah adalah seorang murid kita isikan dengan berbagai macam ilmu. Sama halnya botol yang diisi dengan benda cair misal air panas,air dingin,kecap dll. Botol tersebut akan pecah seperti murid jika kita isi terus akan merasa jenuh. Untuk itu kita sebagai pelaku pendidikan menjadi agen perubahan dapat kita terapkan mengajar yang dengan PAILKEM sehingga anak merasa pembelajaran itu bermakna,dan mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan usia dan kemampuan yang dimilikinya
Belajar itu ibaratnya seperti berdoa, harus dilakukan secara berkelanjutan agar lebih terasa manfaatnya. Di antara shalat subuh dan dhuhur manusia harus selalu berdoa, paling tidak berdzikir kepada Allah, jangan sampai berhenti berdoa. Begitu juga dalam belajar, janganlah kamu berhenti belajar karena membuat para syaitan bahagian karena berhasil menggoda dan mengganggu kita. Kita sudah berusaha dan berdoa sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, namun segala sesuatu yang terjadi merupakan atas izin/ kehendak Allah swt. Semua yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik pula di mata Allah SWT. Allah SWT lenih mengetahui apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita minta. Sebagai calon pendidik, kita harus dapat berusaha untuk menjadikan kondisi kelas sebagai tamaan buat siswa-siswa kita kelak, siswa kelak akan selalu betah apabila berada dekat dengan kita. Janganlah membuat kelas mejadi penjara bagi mereka, karena akan membuat siswa menjadi kurang bersemangat. Untuk mewujudkan itu semua, kembali lagi kepada guru masing-masing. Guru harus selalu berpikir kreatif dan inovatif demi kemajuan dan perkembangan serta kemanjuan pendidikan di Indonesia.


1 komentar: