Refleksi
perkuliahan Pengembangan Learning Trajectory Pendidikan Dasar
Pada
hari Rabu tanggal 01 April 2015
Dalam bahasa ada 2 hal
yang perlu kita pahami yaitu sintaks dan semantik. Sintaks merupakan
kerangkanya atau wadahnya seperti pikiran, logika, PR, baju, dll. Semantik
merupakan maknanya atau isi yaitu makna yang perlu dipahami. Sematik yang
ada dibumi, sintak yang ada di langit (yang terlihat). Bahwa sebenar-benar diri
manusia adalah pikiran, amal, tindakan, yang terlihat sama wadahnya saja,
tetapi isinya berbeda. Elegi yang dibuat oleh Prof. Dr.
Marsigit merupakan sintaks. Cara membaca elegi berbeda dengan membaca
pengumuman, koran, dll. Kita harus bersungguh-sungguh ikhlas membaca elegi
untuk memahami makna atau isi pesan yang terdapat dalam elegi tersebut, makna
itulah yang dimaksud dengan semantik.
Pengantar kuliah Learning Trajectory oleh Prof. Dr. Marsigit
membuat cara berpikir mahasiswa dibaratkan seperti debu, tidak seperti batu
yang bisa berpindah tempat setiap saat. Pentingnya belajar tanpa batas tanpa
mengenal usia karena manusia akan seperti batu jika tidak mau belajar. Manusia
yang berhenti belajar, manusia yang tidak mau belajar, manusia yang sombong
sebagai mitos terlihat ketika banyak bicara tetapi kurang untuk mendengar.
Siswa, mahasiswa, guru, dosen, profesor, muda, tua, semua manusia terancam
menjadi mitos ketika berhenti belajar. Orang tua yang berhenti belajar semakin
banyak bicara tetapi kurang mendengarkan.
Dalam konteks perkuliahan, Prof.
Marsigit berperan sebagai fasilitator, dasarnya adalah Vygostky. Pendidik, baik
dosen maupun guru memiliki peran, sesuai dengan semboyannya Ki Hajar Dewantara,
ing madya mangun karsa yang berarti
sebagai fasilitator. Guru harus dapat mengetahui dan memahami karakteristik
setiap siswanya agar dapat memenuhi kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru juga
tidak ada salahnya untuk belajar tentangt eori-teori belajar karena dapa tmembantu kita dalam pelaksanaan belajar
mengajar di dalam kelas. referensi yang disajikan antara yang satu dengan
lainnya saling berhubungan. Mialnya saja Problem Based Learing berkaitan dengan
kontruktivisme. Oleh karena itu, referensi yang ditampilkan dapat sebagai dasar
tugas yang harus dibacadan dipahami dengan baik agar konsepnya dapat
tersampaikan kepada orang lain denganbaik pula.
Tugas yang diberikan
Prof. Dr. Marsigit dalam Learning
Trajectory merupakan sintaks (wadah) sedangkan aktivitas di dalamnya
merupakan semantik. Tugas yang diberikan Prof. Dr. Marsigit bertujuan agar
mahasiswa memahami berbagai teori belajar. Setelah mahasiswa memahami berbagai
teori belajar maka mahasiswa akan memahami Learning
Trajectory. Sebagai manusia, mahasiswa harus belajar secara langsung
berdasar sumber. Manusia harus mencari sumber secara langsung dengan
membuktikan sendiri secara langsung bukti atau sumber yang benar dan nyata
tentang ilmu apa yang diperoleh. Manusia harus berani menjelajah kemanapun dan
kapanpun untuk belajar mencari ilmu. Pentingnya karakter bagi manusia dalam
usaha menjelajah ilmu kemanapun dan dimanapun karena karakter yang baik dan
teguh dengan prinsip kepada Allah SWT akan mampu bertahan dari berbagai godaan
setan.
Dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di sekolah guru tidak boleh menjadikan siswa sebagai subjek
saja, namun guru harus dapat membantu siswa untuk dapat menemukan konsep-konsep
yang dibangunnya sendiri. Apabila diibaratkan seperti menggenggam bola. Biarkan
bola itu berada dalam genggaman siswa dan biarkan siswa untuk
mengekspresikannya sesuai dengan kondisi siswanya, biarkan mereka untuk
berkreasi dan jangan halangi mereka untuk selalu berkreasi.
Kita semua adalah pelaku pendidikan, karena itu jangan biarkan pikiran kita
menyempit dengan memahami pendidikan hanya sebagai bentuk pengajaran dan
transfer ilmu. Dapat di umpakan Wadah adalah seorang murid kita isikan dengan
berbagai macam ilmu. Sama halnya botol yang diisi dengan benda cair misal air panas,air
dingin,kecap dll. Botol tersebut akan pecah seperti murid jika kita isi terus
akan merasa jenuh. Untuk itu kita sebagai pelaku pendidikan menjadi agen
perubahan dapat kita terapkan mengajar yang dengan PAILKEM sehingga anak merasa
pembelajaran itu bermakna,dan mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan usia dan
kemampuan yang dimilikinya
Belajar itu ibaratnya seperti
berdoa, harus dilakukan secara berkelanjutan agar lebih terasa manfaatnya. Di
antara shalat subuh dan dhuhur manusia harus selalu berdoa, paling tidak berdzikir
kepada Allah, jangan sampai berhenti berdoa. Begitu juga dalam belajar,
janganlah kamu berhenti belajar karena membuat para syaitan bahagian karena berhasil
menggoda dan mengganggu kita. Kita sudah berusaha dan berdoa sesuai dengan kemampuan
yang kita miliki, namun segala sesuatu yang terjadi merupakan atas izin/
kehendak Allah swt. Semua yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik pula di
mata Allah SWT. Allah SWT lenih mengetahui apa yang kita butuhkan daripada apa
yang kita minta. Sebagai calon pendidik, kita harus dapat berusaha untuk menjadikan
kondisi kelas sebagai tamaan buat siswa-siswa kita kelak, siswa kelak akan selalu
betah apabila berada dekat dengan kita. Janganlah membuat kelas mejadi penjara bagi
mereka, karena akan membuat siswa menjadi kurang bersemangat. Untuk mewujudkan itu
semua, kembali lagi kepada guru masing-masing. Guru harus selalu berpikir kreatif
dan inovatif demi kemajuan dan perkembangan serta kemanjuan pendidikan di
Indonesia.
Aslm ok teruskan
BalasHapus