Rabu, 15 April 2015

Teori Belajar dan Keterkaitannya dengan Teori lainnya



 
Teori Belajar yaiu:  Behaviorism Theory, Social Cognitive Theory, Cognitive Information Processing, Meaningful Learning Theory, Developmental Approach, Social Formation Theory, Representation and Discovery learning, Constructivist Approach, Social Approach, dan Technological Approach. Berdasarkan teori belajar diatas, memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dan teori diatas memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing sehingga teori diatas bisa saja digabungkan agar memiliki keterkaitan dalam dunia pendidikan.
Perkembangan kognitif siswa SD masih dalam tahapan operasi konkrit. Pada tahap operasi konkrit, siswa mampu berpikir logis melalui objek-objek konkrit, dan merupakan permulaan berpikir rasional. Kegiatan belajar dan berpikir anak pada tahap operasi konkrit sebagian besar melalui pengalaman nyata yang berawal dari proses interaksi dan bukan dengan lambang, gagasan atau abtraksi. Belajar suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pembelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Untuk memperoleh pengalaman dalam belajar sehingga dibutuhkan interaksi antara orang dewasa dan anak serta perlunya interaksi dengan lingkungan. Mengingat setiap individu dari masing-masing anak memiliki keunikan yang beragam karena dibesarkan dengan kondisi yang berbeda-beda maka pendekatan yang  diberikan oleh guru akan berbeda-beda. Interaksi yang terjadi seperti guru memberikan sebuah  stimulus ke pada anak, dari stimulus akan dipeoleh berupa respon atau reaksi yang dipeolehnya sehingga akan terjadinya hubungan timbal balik. Pendampingan orang dewasa terhadap anak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Diharapkan dengan interaksi sosial tersebut anak bisa belajar dari hal yang paling sederhana (bekal yang dimiliki sebelumnya) dengan pendampingan anak mampu mengembangkan kemampuan yang dimilki menuju kearah yang lebih kompleks serta mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki pendampingan perlu dilakukan secara terus menerus agar mampu menggunakan kemampuan yang dimiliki selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan aktif yang dilakukan siswa untuk membangun pengetahuan dan aktif mencari pengetahuan kemudian mengkonstruksi pengetahuan tersebut dalam pikirannya.  Pembelajaran konstruktivis terpusat pada siswa (student centre intruction), siswa sudah membawa pengetahuan dari awal dan tugas guru membantu agar siswa mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan situasi siswa. Ketika anak menghadapi permasalahan yang baru dengan kondisi yang berbeda bahkan dalam lingkungan yang berbeda. anak akan berusaha mengaitkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya dengan kondisi yang diamati ataupun keadaan yang berberda sehingga siswa berusaha mengkonsktruksikan dengan penemuan-penemuan baru tersebut. Sehingga anak akan memperoleh pengetahuan yang baru karena siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi membuat proses memperoleh pengetahuan anak akan bermakna dan tersimpan dalam ingatan yang cukup lama dan merubah perilaku anak tersebut. Perlunya berbagai pendekatan diantaranya pendekatan sosial dan tehnoligi agar kemampuan dari hasil belajar dan pengalaman menunjukkan perubahan tingkah laku.