Selasa, 03 Maret 2015

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG (pertemuan 1 dan 2)

Refleksi Kuliah Pengembangan Learning Trajectory
Pertemuan ke-1, 11 Februari 2015
                                                                    
Learning Trajectory merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa berpikir. Setelah memahami Learning Trajectory guru mengaplikasikan ke dalam kegiatan proses belajar mengajar atau Teaching Trajectory. Banyak hal yang berhubungan dengan learning trajectory, baik primer, sekunder, maupun tersier, adapun berhubungan langsung serta tidak langsung. Membaca, mengerti, refleksi apa yang kita baca akan menambah pengetahuan yang kita dapat. Selanjutnya terdapat unsur-unsur cerdas kompetitif, antara lain niat, sikap, ditunjang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
Learning trajectory memilki peranan penting di setiap aspek kehidupan dimulai dari TK hingga lanjut usia. Dari sudut pandang  kognitif terdapat kesamaan antara Learning trajectory dengan Taksonomi bloom, seperti mengingat, memahami, aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi. Dalam setiap tahap kehidupan akan membawa kita ke dalam konteks, yang dimuai dari keluarga, sosial, masyarakat, dan budaya. Berdasarkan hal tersebut menimbulkan Asumsi Adult Learner, antara lain:
1.        Motivasi
2.        Bersikap mandiri
3.        Bekerja sama
4.        Rasa ingin tahu
5.        Mampu beradaptasi/ menyesuaikan diri
6.        Adaptasi
7.        Memanfaatkan Ilmu
Serendah-rendahnya derajat ilmu yaitu ilmu yang berguna untuk diri sendiri (instrinsik),
ilmu yang diperoleh hanya untuk diri sendiri, tidak berbagi dengan orang lain sehingga tidak bermanfaat bagi orang lain. Tingkat kedua yaitu berbagi untuk orang lain (ekstrinsik), ilmu yang diperoleh tidak hanya untuk diri sendiri tetapi dibagi untuk orang lain sehingga ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi orang lain. Kemudian tingkat ketiga (tertinggi) yaitu untuk jejaring sistemik (networking), pada tingkat ini ilmu dibagi tidak hanya untuk orang lain saja tetapi sudah mendunia melalui jejaring sistemik sehingga banyak orang di dunia yang dapat memperoleh ilmu yang kita bagi di jejaring sistemik tersebut
8.        Membangun Hidup
Membangun dalam hal ini berkaitan dengan learning trajectory. muncul konsep hermenitika membangun hidup. Hermenitika yang menginteraksikan apa yang dipikirkan dalam kehidupan, proses menerjemahkan dan diterjemahkan.


Restu Galih Agung Samekta
Pendidikan Dasar/14712251022 




 SILATURAHMI

TAMBAH ILMU TAMBAH REJEKI


Refleksi Kuliah Pengembangan Learning Trajectory
Pertemuan ke-2, 18 Februari 2015

Tahapan dalam sebuah pendidikan ketika kita dinyatakan lulus S1 seperti pecah telur, ketika kita menginjak pada tahapan berikutnya yaitu S2 kita harus terampil dan menyempurnakan pecah telur tersebut dengan cara membaca dan banyak membaca. Manfaat dari membaca adalah menjalin silaturahmi, dengan bersilaturahmi kita akan menambah ilmu dan menambah rejeki. Kita dianjurkan untuk saling menjaga tali silaturahmi dengan semua orang dalam kehidupan bersama. Keuntunngan dari menjaga silaturahmi diantaranya menambah ilmu dan menambah rezeki, dengan kita dapat bertukar pendapat dengan orang lain awalnya tidak tahu menjadi tahu secara tidak langsung kita menambahkan ilmu tanpa kita sadari.

HERMENITIKA KEHIDUPAN
Hermenitika merupakan gambaran dari penginteraksian apa yang dipikirkan diterjemahkan dan menerjemahkan baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Pentingnya hermenitika yaitu membangun hidup dengan bersilaturahmi, dengan menjaga tali silaturahmi maka hidup akan lebih bermanfaat dan bermakna. Hermenitika sangat berkaitan tentang kehidupan manusia, sehingga terdapat beberapa unsur-unsur yang ada pada kehidupan, antara lain:

1.        Hermenitika hidup berbentuk lingkaran merupakan gambaran kehidupan di bumi yang selalu beputar dan berhubungan dengan waktu, seperti menemui pagi hari kemudian malam hari dan pagi hari lagi begitu seterusnya. hari ini hari Sabtu, maka insyaallah masih bertemu dengan hari Sabtu pada minggu depan.
2.        Hermenitika hidup berbentuk garis lurus merupakan gambaran kehidupan manusia yang melewati waktu sekali itu saja dan tanpa ujung dan pangkal. Kehidupan yang terus berlanjut maju tidak berhenti dan tidak kembali ke belakang atau terulang seperti dalam kehidupan  ada saatnya usia kita menjadi tua dan tidak dapat kembali ke usia muda.
3.        Hermenitika hidup berbentuk spiral merupakan gambaran kehidupan manusia dalam membentuk interaksi manusia dengan manusia yang lain dengan menjalin silaturahmi, sehingga membentuk hubungan persaudaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Contoh interaksi guru (atas) dengan siswa (bawah), logis (atas) dengan cocok (bawah), takdir (atas) dengan ikhtiar (bawah), pikir (atas) dengan fakta (bawah), dll.
4.        Hermenitika  hidup berbetuk garis keatas merupakan gambaran tentang kehidupan yang kekal abadi (akhirat). Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan akan membantu kita menghadapi kehidupan yang selanjutnya.  Semua adalah milik-Nya dan akhirnya akan kembali pada-Nya.

Dalam membangun hidup perlunya pengetahuan, pengalaman, kasih sayang, tanggung jawab, cinta, dll. Dalam belajar diperlukan hermenitika membangun hidup dengan cara menginteraksikan apa yang dipikirkan dengan fakta yang ada. Siswa belajar berdasarkan fakta dan pengalaman melalui contoh atau kegiatan sehingga siswa mampu membangun konsep ilmu.. Misalnya mengajarkan anak tentang penjumlahan 2 + 2 = 4 secara matematika formal untuk anak kelas bawah anak akan merasa kesulitan sehingga perlunya contoh konkrit bagi anak agar membangun konsep ilmu dari anak, sehingga guru hanya sebagai fasilitator. Hermenitika hidup yang membangun hidup berdasarkan pengalaman akan melahirkan intuisi siswa sehingga siswa akan memiliki nurani dalam perasaannya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar